Kelopakmu jatuh satu-satu
dari batang yang menjulang
dari musim yang mengajakmu
kembali berpulang
matahari telah membagimu kuning yang merata
angin menitipkanmu wewangian surga
biarkan kupunguti helai-helaimu yang terpisah
tersembunyi di kaki-kaki perdu
membebaskanmu dari celah-celah batu
dan tak perlu kau peram duka
pada tanah merah
yang basah oleh embun-embun doa
angin telah mengabarkan wangimu
pada pintu-pintu pusara
Blitar-Jakarta, Syawal 1431 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar