Lalu ranting-ranting kopi yang liat
memekarkan kuncup-kuncup wangi
menggugurkan dingin yang pekat
di mula pagi
hingga laku kita seperti hendak terhenti
menekuri garis-garis kembara muda yang telah menyatu
dengan segala warna
seperti mencoba mengeja sebuah pesan yang singgah
lalu lekat menyelubungi kedua mata
pesan yang seperti uap tipis
melesat ringan sebelum kau tepis
kemudian kita melihat helai-helai daun merunduk
lalu gugur dengan tawadu’
mengabarkan kepada tanah
dan setiap langkah
bahwa segala sembah sujud menjadi akar
yang lalu mengurai dalam kehangatan fajar
membawa sejumput iman kita
turut mendaki matahari
yang semakin meninggi
membenamkan kita kedalam lunglai
menyangga segala kealpaan diri
Blitar, Syawal 1431 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar