Senin, 03 Desember 2012

Ke Pemakaman


ia berangkat dengan sepeda tuanya
menyisiri selajur lurung raya yang sepi
di tepi kiri-kanan jalan,
pohon asam dan akasia telah menjadi tua
dan purba
serupa penunjuk lama
yang mudah terabai dalam peta

ia baru melewati tugu kecil di kanan jalan
-kilometer sembilan
ketika dilihatnya gelombang burung datang
merambah di atas sawah-pematang
terus menuju ke barat

mengingatkannya kepada jamaah
betapa mereka saling dekat dan rapat
-merengkuh kiblat

 ia terus mengayuh sepedanya
hingga mata tuanya mulai menangkap
geriap pelan dedaun kamboja
kerlap-kerlip bintang senja
yang semakin memperpendek jaraknya

Jakarta, November 2011

Ke Dusunku



Suatu hari nanti kau akan kubawa ke sana
ke dusunku yang sunyi
di lembah senja kala

Sepucuk gunung kapur
berkilau di tepi barat
gelombang burung melayang
menuju kiblat

Di hari pagi
sawah-sawah bermandikan halimun
jalan-jalan setapak beralaskan sajadah daun
di sisi pematang berjajar lanjaran bambu
rambatan bagi kacang panjang
yang di tanam ayah-ibu

Sedikit ke timur
akan kita temui seorang tua
dengan sabit hening menyiangi rumput pusara
di sana telah berbaring leluhurku
di bawah teduhan nisan-nisan kayu

Tiba di jelang dzuhur
kita cukupkan memetik dan menabur
untuk bertindak pulang
lewat jembatan melintang
di ujung dusun
di mana pegagan dan capung mengapung
di bening kali
tempat kita mencuci,
segala luput dan benci
yang pergi dan yang selalu kembali

23-24 Februari, 2012