Kamis, 26 Januari 2012

Udara

udara cukup tipis saja
pelan menggugurkan daun-daun
dan reranting kering akasia
di tepian jalan
tempatku berangkat dan pulang
di kota- yang kerap kukutuki diam-diam

hari ini sehari setelah perayaan “Shin Chia”
aku bahkan belum mengirimkan sekadar
puisi sebagai hadiah
atau sekadar kata-kata
dibungkus doa-doa penuh berkah

udara sedari pagi tipis saja
frekuensi radio menderukan beragam berita:
tragedi tugu tani- sederetan pejalan kaki di tewaskan pengemudi di minggu tengah hari
pemerkosaan mahasisiwi
hingga sisa-sisa konser katy perry
udara masih tipis saja
kau berada di mana...


fatmawati, 24 januari 2012

Melankoli Pagi

___Pagi adalah secangkir kopi
dan setangkup roti tanpa isi
hanya olesan tipis margarine
dalam kemasan paling ekonomi
atau selai dalam botol bening paling mungil
berlabel strawbery

Pagi berarti jendela yang membuka
disusul langkah-langkah pelan
menuju beranda
Pagi adalah berita, tersaji
datang-pergi, silih-berganti
mana yang kau sukai:

kebahagiaan semu drama layar kaca
demonstran yang membakar diri di depan istana
cuaca tak terduga
atau sepi yang selalu sama
dari puisi-puisi lama

Lalu pagi adalah gerimis
yang datang menanggalkan
angka-angka liris
dari kalender putih
membungkus tubuh usia yang kian ringkih

___Gang pendidikan, 16 Januari 2012

Jumat, 06 Januari 2012

Senja, Malam dan Pagi

(1)
…dan senja mulai menampakkan diri
dengan rambut jingganya yang terurai

menyambut burung-burung datang
dari arah terbit matahari
membawa nyanyian merdu

yang di cipta oleh pagi
lewat tawa para bidadari…

(2)
Aku ingin rebah di dada malam
yang hening
tempat ia menyimpan butiran
embun bening

yang akan ia letakkan
di kelopak mata pagi
ketika gerbang langit membuka
oleh kuning cahaya

lalu biarkan aku tetap menyimpan
embun bening itu
di hening dadaku

walau pagi akan berlalu
walau mentari semakin berjarak
dariku…

(3)
Pagi yang putih.
Telah menyisakan seuntai senyum
pada matahari yang lamat mendaki
pada kisah hari yang telah di mulai

angin datang membawa kabar
daun-daun dan kelopak pun menebar
lalu tanah menanam biji dan benih
di dalam rahim akar


begitulah kehidupan berjalan
dan kisah waktu terus berputar

seperti rindu yang mendebar
memaut lembut rasa kasih yang sabar
menanti waktu perjumpaan…

Jakarta, 2010

Halaqah Malam

ada angin datang, seketika dingin membentang
namun begitu, biarkan aku
tetap menyimak pohon malam
menggugurkan daundaun hening
:halaqah langit paling diam

oh, di permukaan kitab yang menua
betapa jiwaku telah menjadi lamur
tersaruk aku dalam labirin umur

tik tak detak jam serupa busur sepi
pada runcing hujan
memanah bara api
lalu bagai jeda nafas
menuntun rangkaian bunyi
hurufhuruf malam lepas
membangun rakaat sunyi

jakarta, penghujung desember 2011

Rabu, 04 Januari 2012

10 Puisi Mini

Kelam

gemulung awan
menjadi rintik hujan
di tengah kolam
ikan-ikan menyelam
menjemput cahaya
dari kelam


Di Batu Sepi

di batu sepi
debu-daun menepi
setelah hujan reda
kau memasang lentera
di ufuk jingga menyala
kini langit tlah bersalin rupa
kita menggenapi segala lupa


Sabar

kusinggahi malam
dalam cahaya langit yang jatuh
gemebyar
biarkan gambar dukaku memudar
hingga kanvas hatiku kian lembar


Pada Tikar

pada tikar lusuh ini
waktu singgah
dan pergi
malam mengejawentah
segala mimpi
keningmu berkisah
di tiap anyaman ini


Gerimis

gerimis datang
kubawa langkah pulang
pintu terbuka
kucari suaramu
ke segala penjuru


Kincir

putaran kincir
butir waktu bergulir
awal dan akhir
lumpur lebur ke akar
tangis ziarah fajar


Lepas

menitis hujan
hembusan angin senja
hening lautan
bakung dalam jambangan
lerai tiap kenangan


Gambar

selembar kertas terbang
singgah di bangku taman
gambar wajahmu
kenangan berlepasan
dari sekat mimpiku


Kisahmu

akhirnya tibalah musim itu
bumi di selimuti salju, katamu
hanya ada wajah-wajah dingin
dalam mantel-mantel tebal berbulu
berkelebat ke segala arah
mencari anggur yang tumpah


Di Pesarehan

hanya batu-batu sunyi
tersepuh matahari
daun-daun kering jatuh
dari ranting mahoni
beribu-ribu nyeri
melantakkan diri
seandainya bisa kembali bermula
kulebur doa menjadi baka

(2011)

Re: Curhits Kantoran

(Mba Ingrid, Malaikat kecil)

lalu tak lupa ia selipkan pula sekelumit kata-kata dalam hatinya. kata-kata yang nanti akan ia rangkai menjadi nyanyian puisi yang selalu ia tandai di antara senar tua dawai. dengan begitu ia merasa sudah mampu melewati sepi di hari ini. hingga rongga yang ada itu tidak terlalu terasa kosong.

lantas ia membawa gerak langkahnya bergegas melintas ruang-ruang yang ia anggap begitu senyap. hingga jejaknya yang tipis perlahan hilang dan menjadi kalis tersapu gerimis atau mungkin juga tangis.

namun ia selalu merasa lega telah menyembunyikan itu semua. di dalam ingatannya, di dalam kenangannya.


Salam Mba Ingrid, duh, maaf ya nimburungnya ga bisa sabagus karyamu mba.... :D
(sahabatku di BuMa)

Re: Bunga-bunga Putih Franky

Musim Bunga Telah Pergi


Oh -musim bunga- itu kini gugur
tak kulihat lagi -anakanak bertopi koran-
di simpangsimpang jalan

semoga padi masih terus menguning
menyemaikan petakpetak harapan
dan angin menggemakan tembang
tentang -lelaki dan rembulan-

hingga kulihat burungburung berdatangan
mengiringi tembangmu melepas selamat jalan

memoar of Franky Sahilatua
sang "Lelaki dan Rembulan"
wafat di Jakarta, Rabu 20 April 2011

*puisi balasanku teruntuk puisi mas Khamid Istakhori sahabatku di BuMa...Puisi persembahan teruntuk Penyanyi legendaris yang berpulang ke pangkuan Ilahi...Franky Sahilatu...Selamat Jalan Abang...

Bianglala

Bianglala

Kini biarkan aku duduk dengan sabar
di sudut selasar
menanti gemuruh petir reda
setelah itu aku akan berjalan
menuju tepian samudra
menjemput selengkung bianglala
yang terpalung di relung hujan
untuk kuselendangkan di pundak duka

Karunia yang terlahir dari ruh cahaya


Jakarta, 28 April 2011 (Jumadil Awal 1432 H)

Note: diambil dari puisi balasanku teruntuk puisi malaikat kecil-di buma