Di senja yang datang kembali
kutangkup kilasan angin
meninggalkan perigi
dermagamu sepi
kulihat debur ombak berderak
menggugurkan buih
dan punggung karang tegak
menampung jeritan camar
yang sedih
seorang penyair meminjam pasirmu
rumah bagi para kepiting dan kerang
sebagai lantunan tembang
rindu yang hilang
dan membawanya kepada lembaran malam
dimana senyap akrab mendekap tangis
hujan yang turun kemudian
oh, lihatlah dermagamu kini menua
dan penyair itu mulai kehabisan kata
lantas apa yang bisa kubawa
untuk pergi
sebelum langit pecah
menggugurkan pagi
Jakarta, Syawal 1431 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar