Ketika satu persatu di antara kita
telah berangkat lebih dulu
melambaikan doa perpisahan seiring jalannya roda
menebarkan wangi kembang menyelubungi tubuh kereta
dan hanya menyisakan peron sunyi dan bangku-bangku lengang
kemudian kita menunduk berkerudung duka
menangisi arak-arakan waktu yang telah kita kerandakan
tanpa terlebih dulu di mandikan
dengan taburan wewangian kelopas sujud
yang semestinya bisa kita petik
dari hamparan taman luas jiwa-jiwa zuhud
ketika rombongan kafilah
pernah sejenak singgah
masih terngiang di telinga kita senandung gurun
walau kibaran jubah mereka telah lama menghilang
di balik kabut gunung
lalu sudahkah kita mendengar gumaman para ruh
melepaskan sebutir ruku' dari untaian lima waktuNya
adalah sebuah perpisahan
yang paling jauh...
Waktu siang, 17 Juni 2009