Selasa, 05 April 2011

Rumah Cinta

Telah kubangun sebuah rumah
di dalam lubuk paling rahasia
untuk nanti kita tempati bersama
dengan naungan atap rindu semata

telah pula kuanyam tikar-tikar kesetiaan
tempat berbaring hati kita yang bertautan
sembari mendekap mimpi di keheningan
meretas benang-benang sepi di kesunyian

lalu kita rimbunkan sebuah taman
sarang bagi kekupu dan kekumbang
mencecap serbuk sari kasmaran
menetesi kita madu cinta yang terkenang-kenang

____________


Jakarta, 23 Maret 2011 (18 Rabi’ul Akhir 1432 H)

Di Perjalanan Ini Aku Tersedu

Memasuki perjalanan ini
kududukkan kata-kata
di bangku-bangku yang tertata
:melajulah doa-doa

di kiriku trotoar dan halte-halte
mulai kulewatkan
di kananku nasib dan takdir
tak henti berkejaran

di depanku rambu-rambu adalah waktu
namun dari belakangku
jejak-jejak merintih ngilu
:menagih pertanggungjawabanku

meneruskan perjalanan ini
tubuh telah berlumut debu
hati terus tersedu
:maha duka mengejarku


Jakarta, 02 april 2011 (Rabi’ul Akhir 1432 H)

Re: Pesan Suara

“Petang” *

Konon suara-suara merubung rembang petang
entah kidung burung-burung yang pulang
pun bisikan-bisikan halus para mambang
seperti pesan-pesan para orang tua
bergegaslah kita menutup pintu dan jendela
guna menggenapi senja yang runduk berdoa


Jakarta, 01 April 2011 (Rabi’ul Akhir 1432 H)


*Puisi balasan buat teman kekom

Re: Metamorphosis

“Kupu-kupu”*

Dan di cabang-cabang rimbun
di pucuk-pucuk dedaun
ibuku merajut palung
lalu menempatkanku dalam kandung
hingga tiba angin senja
membuat ibuku merapalkan doa
janinku pun mekar
semakin membesar
lalu ibuku melahirkanku dengan
peluh dan tangisan sabar
kemudian melepasku terbang
membuahi sari cinta dari kembang ke kembang


Jakarta, 01 April 2011 (Rabi’ul Akhir 1432 H)

*Puisi balasan buat teman kekom