dari pangkal arah
derap hati menghela lungrah
dari utara lembah
angin memikul jutaan desah
lajur pematang mengukur larik sawah
pasangan petani tepekur menanami kisah
di lantai-lantai tanah
anak-anak memimpikan sekolah
di lubuk periuk nasi tinggal setengah
dan ikan-ikan belum lah singgah
dari rumah ke rumah
menuju batas arah
pintu langit pecah
:menyambut segala yang tengadah
Jakarta, 29 Maret 2011 (24 Rabi’ul Akhir 1432 H)
Bissmillahirrahmanirrahim...Ya Allah semoga Engkau membuka hatiku seluas samudera untuk sabar dan ikhlas menyelami Samudera CintaMu yang maha luas dengan ilmuMu dan keridhaanMu dan kelak angkatkan aku dari tempat paling rendah menuju surgaMu tempat paling indah yang dihuni setiap hambaMu yang saleh dan salehah...Amin Ya Allah Ya Robbal 'Alamin
Rabu, 30 Maret 2011
Bersepi di Mimpi
Dari setangkai sunyi
mekarlah sekelopak sepi
mengabarimu perihal mimpi
mimpi yang serupa kelana burungburung
merubung pagi hingga petang menabur kidung
dari akar malam
tumbuhlah batangbatang kelam
merimbuni relungrelung suram
lalu dari cungkup samudra ombak menggulung
deru angin menajamkan beliung
melesatkan sepi memintasi lembah dan gunung
menuju puncak tertinggi:
tempat bagi segala mimpi dan nyeri bergantung
Jakarta, 17 Maret 2011 (12 Rabi’ul Akhir 1432 H)
mekarlah sekelopak sepi
mengabarimu perihal mimpi
mimpi yang serupa kelana burungburung
merubung pagi hingga petang menabur kidung
dari akar malam
tumbuhlah batangbatang kelam
merimbuni relungrelung suram
lalu dari cungkup samudra ombak menggulung
deru angin menajamkan beliung
melesatkan sepi memintasi lembah dan gunung
menuju puncak tertinggi:
tempat bagi segala mimpi dan nyeri bergantung
Jakarta, 17 Maret 2011 (12 Rabi’ul Akhir 1432 H)
Re: Sosok Itu
Namun masih ada satu pintu
yang kutinggalkan untukmu
bukalah
Di sana kenangan telah kutanam
menjadi buah
petiklah
Ia akan menghidupimu
memberimu mimpimimpi baru
bangkitlah
Mimpi yang akan mengantarmu
menatah sejarah
yang pernah patah
*Puisi balasan rame-rame teman2 Buma (puisi asli fairtale862000)
Jakarta, 30 Maret 2011 (25 Maret 1432 H)
yang kutinggalkan untukmu
bukalah
Di sana kenangan telah kutanam
menjadi buah
petiklah
Ia akan menghidupimu
memberimu mimpimimpi baru
bangkitlah
Mimpi yang akan mengantarmu
menatah sejarah
yang pernah patah
*Puisi balasan rame-rame teman2 Buma (puisi asli fairtale862000)
Jakarta, 30 Maret 2011 (25 Maret 1432 H)
Re: Melawan Hujan
lalu dari matamu
biji hujan berjatuhan
meraut sepinya waktu
menupang hampa dan rindu
*Puisi balasan rame-rame buma (puisi asli Mas Khamid Istakhori)
Jakarta, 30 Maret 2011 (25 Rabi'ul Akhir 1432 H)
biji hujan berjatuhan
meraut sepinya waktu
menupang hampa dan rindu
*Puisi balasan rame-rame buma (puisi asli Mas Khamid Istakhori)
Jakarta, 30 Maret 2011 (25 Rabi'ul Akhir 1432 H)
Re: apakah cinta ini?
seperti kau menunggu balasan
dari pesan yang kau kirimkan
dag..dig..dug
dag...dig...dug
sebelum kemudian
akankah kau teruskan
dalam rasa cemas juga harapan
karena kau akan ikut hanyut
gelombang pasang surut
*Puisi balasan rame-rame buma (puisi asli my Mus Art)
Jakarta, 30 Marte 2011 (25 Rabi'ul Akhir 1432 H)
dari pesan yang kau kirimkan
dag..dig..dug
dag...dig...dug
sebelum kemudian
akankah kau teruskan
dalam rasa cemas juga harapan
karena kau akan ikut hanyut
gelombang pasang surut
*Puisi balasan rame-rame buma (puisi asli my Mus Art)
Jakarta, 30 Marte 2011 (25 Rabi'ul Akhir 1432 H)
Re: Teman
Dan tibalah musim itu
bumi diselimuti salju, katamu
hanya wajah-wajah dingin
dalam mantel-mantel tebal berbulu
berkelebat ke segala arah
mencari anggur yang tumpah
*Puisi balasan rame-rame dengan teman2 Buma (puisi asli Naz: Teman)
Jakarta, 30 Maret 2011 (25 Rabi'ul Akhir 1432 H)
bumi diselimuti salju, katamu
hanya wajah-wajah dingin
dalam mantel-mantel tebal berbulu
berkelebat ke segala arah
mencari anggur yang tumpah
*Puisi balasan rame-rame dengan teman2 Buma (puisi asli Naz: Teman)
Jakarta, 30 Maret 2011 (25 Rabi'ul Akhir 1432 H)
Langganan:
Postingan (Atom)