Kelam
gemulung awan
menjadi rintik hujan
di tengah kolam
ikan-ikan menyelam
menjemput cahaya
dari kelam
Di Batu Sepi
di batu sepi
debu-daun menepi
setelah hujan reda
kau memasang lentera
di ufuk jingga menyala
kini langit tlah bersalin rupa
kita menggenapi segala lupa
Sabar
kusinggahi malam
dalam cahaya langit yang jatuh
gemebyar
biarkan gambar dukaku memudar
hingga kanvas hatiku kian lembar
Pada Tikar
pada tikar lusuh ini
waktu singgah
dan pergi
malam mengejawentah
segala mimpi
keningmu berkisah
di tiap anyaman ini
Gerimis
gerimis datang
kubawa langkah pulang
pintu terbuka
kucari suaramu
ke segala penjuru
Kincir
putaran kincir
butir waktu bergulir
awal dan akhir
lumpur lebur ke akar
tangis ziarah fajar
Lepas
menitis hujan
hembusan angin senja
hening lautan
bakung dalam jambangan
lerai tiap kenangan
Gambar
selembar kertas terbang
singgah di bangku taman
gambar wajahmu
kenangan berlepasan
dari sekat mimpiku
Kisahmu
akhirnya tibalah musim itu
bumi di selimuti salju, katamu
hanya ada wajah-wajah dingin
dalam mantel-mantel tebal berbulu
berkelebat ke segala arah
mencari anggur yang tumpah
Di Pesarehan
hanya batu-batu sunyi
tersepuh matahari
daun-daun kering jatuh
dari ranting mahoni
beribu-ribu nyeri
melantakkan diri
seandainya bisa kembali bermula
kulebur doa menjadi baka
(2011)
Bissmillahirrahmanirrahim...Ya Allah semoga Engkau membuka hatiku seluas samudera untuk sabar dan ikhlas menyelami Samudera CintaMu yang maha luas dengan ilmuMu dan keridhaanMu dan kelak angkatkan aku dari tempat paling rendah menuju surgaMu tempat paling indah yang dihuni setiap hambaMu yang saleh dan salehah...Amin Ya Allah Ya Robbal 'Alamin
Rabu, 04 Januari 2012
Re: Curhits Kantoran
(Mba Ingrid, Malaikat kecil)
lalu tak lupa ia selipkan pula sekelumit kata-kata dalam hatinya. kata-kata yang nanti akan ia rangkai menjadi nyanyian puisi yang selalu ia tandai di antara senar tua dawai. dengan begitu ia merasa sudah mampu melewati sepi di hari ini. hingga rongga yang ada itu tidak terlalu terasa kosong.
lantas ia membawa gerak langkahnya bergegas melintas ruang-ruang yang ia anggap begitu senyap. hingga jejaknya yang tipis perlahan hilang dan menjadi kalis tersapu gerimis atau mungkin juga tangis.
namun ia selalu merasa lega telah menyembunyikan itu semua. di dalam ingatannya, di dalam kenangannya.
Salam Mba Ingrid, duh, maaf ya nimburungnya ga bisa sabagus karyamu mba.... :D
(sahabatku di BuMa)
lalu tak lupa ia selipkan pula sekelumit kata-kata dalam hatinya. kata-kata yang nanti akan ia rangkai menjadi nyanyian puisi yang selalu ia tandai di antara senar tua dawai. dengan begitu ia merasa sudah mampu melewati sepi di hari ini. hingga rongga yang ada itu tidak terlalu terasa kosong.
lantas ia membawa gerak langkahnya bergegas melintas ruang-ruang yang ia anggap begitu senyap. hingga jejaknya yang tipis perlahan hilang dan menjadi kalis tersapu gerimis atau mungkin juga tangis.
namun ia selalu merasa lega telah menyembunyikan itu semua. di dalam ingatannya, di dalam kenangannya.
Salam Mba Ingrid, duh, maaf ya nimburungnya ga bisa sabagus karyamu mba.... :D
(sahabatku di BuMa)
Re: Bunga-bunga Putih Franky
Musim Bunga Telah Pergi
Oh -musim bunga- itu kini gugur
tak kulihat lagi -anakanak bertopi koran-
di simpangsimpang jalan
semoga padi masih terus menguning
menyemaikan petakpetak harapan
dan angin menggemakan tembang
tentang -lelaki dan rembulan-
hingga kulihat burungburung berdatangan
mengiringi tembangmu melepas selamat jalan
memoar of Franky Sahilatua
sang "Lelaki dan Rembulan"
wafat di Jakarta, Rabu 20 April 2011
*puisi balasanku teruntuk puisi mas Khamid Istakhori sahabatku di BuMa...Puisi persembahan teruntuk Penyanyi legendaris yang berpulang ke pangkuan Ilahi...Franky Sahilatu...Selamat Jalan Abang...
Oh -musim bunga- itu kini gugur
tak kulihat lagi -anakanak bertopi koran-
di simpangsimpang jalan
semoga padi masih terus menguning
menyemaikan petakpetak harapan
dan angin menggemakan tembang
tentang -lelaki dan rembulan-
hingga kulihat burungburung berdatangan
mengiringi tembangmu melepas selamat jalan
memoar of Franky Sahilatua
sang "Lelaki dan Rembulan"
wafat di Jakarta, Rabu 20 April 2011
*puisi balasanku teruntuk puisi mas Khamid Istakhori sahabatku di BuMa...Puisi persembahan teruntuk Penyanyi legendaris yang berpulang ke pangkuan Ilahi...Franky Sahilatu...Selamat Jalan Abang...
Bianglala
Bianglala
Kini biarkan aku duduk dengan sabar
di sudut selasar
menanti gemuruh petir reda
setelah itu aku akan berjalan
menuju tepian samudra
menjemput selengkung bianglala
yang terpalung di relung hujan
untuk kuselendangkan di pundak duka
Karunia yang terlahir dari ruh cahaya
Jakarta, 28 April 2011 (Jumadil Awal 1432 H)
Note: diambil dari puisi balasanku teruntuk puisi malaikat kecil-di buma
Kini biarkan aku duduk dengan sabar
di sudut selasar
menanti gemuruh petir reda
setelah itu aku akan berjalan
menuju tepian samudra
menjemput selengkung bianglala
yang terpalung di relung hujan
untuk kuselendangkan di pundak duka
Karunia yang terlahir dari ruh cahaya
Jakarta, 28 April 2011 (Jumadil Awal 1432 H)
Note: diambil dari puisi balasanku teruntuk puisi malaikat kecil-di buma
Langganan:
Postingan (Atom)