air mataku kian luruh
hatiku telah jatuh
ke lembah cintaMu ya Rabbi
segala luka
kidung nestapa
memburai gemulai kedalam cahaya
melesat bersama matahari
menukilkan seri abadi
aduhai rindu
betapa keras kuketuk pintumu
telah tandas kusesap candumu
awan-awan putih
embun-embun jernih
adalah syair cinta yang dalam kugali
dari cungkup sukma
yang paling bersih
hingga betapa aku merasa malu
seperti bidadari
tertawan birahi
di altarMu ya Rabbi
Jakarta, Syawal 1431 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar